Langsung ke konten utama

Bupati Toba Samosir: Jangan Ada Lagi Proyek Asal-asalan

Bupati Toba Samosir, Darwin Siagian, menegur para kepala dinas supaya tidak lagi sekadar “bagi-bagi kue” paket proyek, tetapi harus sungguh-sungguh memprioritaskan kepentingan publik. Darwin berjanji menyediakan nomor khusus SMS untuk menampung keluhan rakyatnya. Kepala Bappeda Toba Samosir mengatakan musrenbang bukan lagi sebatas rapat formalitas.

oleh Jarar F. Siahaan | 1.081 kata

foto Bupati Toba Samosir Siagian
Bupati Toba Samosir, Darwin Siagian (kanan), dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Justan Ridwan Siahaan, di Desa Marom, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir, 19 Maret 2016. (Foto: Jarar F. Siahaan)

Dengan tegas Bupati Toba Samosir, Darwin Siagian, mengatakan, “Punya inovasilah, jangan lagi hanya berorientasi ke proyek. Kalian kepala dinas harus berpikir apa yang perlu dikerjakan untuk rakyat. Jangan lagi ‘ahado bahenonhu proyek asa adong di ahu.’ Tidak ada lagi seperti itu, sudah lewat itu, proyek yang asal-asalan!” Jangan lagi memikirkan proyek apa yang bisa kubikin supaya ada untungnya bagi diriku. Perintah tersebut diungkapkan oleh Bupati dalam pidato pembukaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat Kabupaten Toba Samosir di aula SMK Negeri 1 Balige, 17 Maret 2016, yang dihadiri oleh Wakil Bupati, Hulman Sitorus; Sekretaris Daerah, Audi Murphy Sitorus; Wakil Ketua DPRD Kabupaten Toba Samosir, Tonny M. Simanjuntak; dan pejabat-pejabat musyawarah pimpinan daerah (muspida).

Dari mimbar Bupati mengatakan, “Buatlah musrenbang ini sebagai ajang untuk menyusun prioritas-prioritas pembangunan, bukan sekadar ‘bagi-bagi kue’. Itulah intinya ya, Pak Kepala Bappeda. Jadi, jangan lagi ada proyek Rp50 juta, Rp25 juta. Buanglah itu dari pikiran. Saya tahu itu, proyek PL, gampang membaginya, tapi hasilnya tidak ada.”

Seluruh hadirin terdiam mendengar sentilan Bupati. Dari ratusan aparatur Pemerintah Kabupaten Toba Samosir peserta musrenbang tidak ada seorang pun yang bertepuk tangan, termasuk kepala-kepala dinas, pada saat Bupati menjentik mereka. Bahkan, beberapa pejabat eselon II kelihatan kecut air mukanya.

Para pejabat itu juga diingatkan oleh Bupati untuk tetap serius bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Jangan setengah hati bekerja karena merasa akan dicopot dari jabatan. “Zaman sekarang tidak ada lagi yang seperti itu. Kerja, kerja, kerja! Molo denggan do karejona, torus ho di si annon,” kata Bupati. Kalau kinerjamu bagus, kamu akan tetap menduduki jabatanmu.

Bupati memberikan contoh masalah publik yang harus diseriusi aparat Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Ia mengatakan sudah tiga tahun ini seribu hektare lebih lahan sawah puso di Desa Marom, Kecamatan Uluan, karena tidak ada pengairan. Pemerintahan Darwin Siagian pun mendekati Kementerian Pertanian. Hasilnya, Kementerian menghibahkan mesin pompa untuk menyedot air Danau Toba ke persawahan warga, dan juga sejumlah mesin tanam padi berpola jajar legowo. Kebutuhan rakyat banyak seperti petani di Desa Marom itulah, menurut Bupati, yang mesti dipikirkan dan diurus oleh pemimpin instansi. Kepala dinas jangan hanya duduk mementingkan proyek di kantor. Semua pegawai negeri di Kabupaten Toba Samosir harus melayani masyarakat dengan cepat dan tanpa pungutan liar.

Untuk hal itu, Bupati Darwin Siagian mengatakan akan menerima pengaduan masyarakat lewat layanan pesan singkat (SMS). Dengan ponsel, rakyat akan dapat melaporkan masalah pelayanan umum kepada Bupati, misalnya kelambanan aparatur dalam memproses kartu tanda penduduk (KTP) masyarakat. Nanti akan disediakan nomor khusus yang bisa dihubungi warga Kabupaten Toba Samosir.

Dalam pidatonya Bupati juga menegaskan supaya temuan-temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) segera diselesaikan oleh setiap jawatan yang terkait. “Biarpun temuan itu sudah lama, jangan merasa sudah aman,” katanya. “Sekarang ini temuan sepuluh tahun yang lalu pun bisa membuat kita menjadi tidak nyaman bekerja. Saya tidak ungkap di sini, tapi saya sudah punya data dinas mana saja yang belum menyelesaikan temuan-temuan. Semuanya sudah diatur, ada undang-undang, ada peraturan pemerintah, ada keputusan presiden, dan sebagainya. Jangan lagi dilanggar.”

Bupati mengakhiri pidatonya dengan memperlihatkan kembali sampul tabloid Batak Raya edisi perdana kepada semua pejabat yang hadir. “Dan ingat yang ini,” kata Bupati, kemudian membacakan salah satu judul berita. “Catat ya, ‘APBD Tobasa Perkaya Pejabat’. Mari renungkan, kita mengoreksi diri masing-masing.”

Kira-kira dua puluh menit sebelumnya, ketika memulai pidato, Bupati Darwin Siagian telah menunjukkan Batak Raya kepada seluruh peserta musyawarah. “Kalian baca ini, ‘APBD Tobasa Perkaya Pejabat’. Jangan lagi ada kesan seperti ini, bukan untuk mencari kekayaan. Harus ada perubahan. Bupati harus berubah. Camat berubah. DPRD berubah. Tidak bisa kita mengharapkan Tobasa ini berubah kalau diri kita sendiri tidak berubah,” katanya.

...

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Toba Samosir, James Silaban, yang diwawancarai tabloid Batak Raya di kantornya, 23 Maret 2016, mengatakan dana APBD Kabupaten Toba Samosir mesti diprioritaskan bagi kepentingan rakyat banyak, dan, karena itu, untuk sementara tidak digunakan bagi pembangunan kantor-kantor jawatan. “Menurut arahan Pak Bupati, saat ini jangan dulu membangun gedung, kecuali dari APBN,” katanya.

James Silaban mengatakan Bupati sudah memerintahkan instansi terkait untuk mendata dan memetakan kondisi jalan raya di seluruh Kabupaten Toba Samosir. “Kondisi jalan mantap, jalan rusak, dan jalan terbangun itu harus jelas,” katanya. Dengan begitu, Pemerintah Kabupaten bisa menyusun prioritas pembangunan jalan secara tepat.

Bupati juga memberikan perhatian khusus pada pembangunan jalan provinsi dari Silimbat, Parsoburan, hingga Nassau di Kabupaten Toba Samosir menuju ke Kampung Pajak di Labuhanbatu. Bupati telah turun langsung ke sana. “Beliau sudah menguasai titik jalan mana yang perlu dibangun, sekitar 35 kilometer lagi,” kata James Silaban. Namun, untuk pembangunan jalan itu Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menganggarkan dana hanya Rp3,5 miliar. “Artinya, sepuluh tahun lagi baru bisa tuntas jalan di sana,” katanya. Bupati pun sudah meminta Gubernur Sumatra Utara agar lebih memperhatikan jalan tersebut. Bupati sendiri mendorong pembangunan jalan provinsi itu karena masyarakat Kabupaten Toba Samosir pemilik kebun di kawasan Parsoburan, Nassau, dan sekitarnya menjadi rugi besar akibat rusaknya jalan.

Bupati Darwin Siagian, yang diberitakan berpengalaman soal pembangunan jalan karena ia pernah bertugas sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Papua, akan membuka akses jalan ke desa-desa yang masih terisolasi di Kabupaten Toba Samosir. Untuk hal itu, James Silaban mengatakan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah merencanakan membeli dua mobil alat berat pada tahun 2017. “Juga akan dibangun jalan Balige bypass dari Hinalang tembus ke Janji Maria, keluar di Laguboti, kira-kira 8,1 kilometer,” katanya. Itulah jalan lintas untuk kendaraan antarprovinsi, yang direncanakan takkan lagi melewati jalan dalam kota.

Kota Balige sendiri akan ditata. Bangunan bersejarah pasar tradisional Balerong Balige akan dibuka tembok depannya. Ukiran gorga Balerong juga akan dirawat dengan lebih baik. “Karena itu kebanggaan Kota Balige,” kata James Silaban. Rencana lain Bupati untuk membangun Balige, ibu kota Kabupaten Toba Samosir, ialah berkaitan dengan sistem pemipaan air bersih, rumah susun, penanganan sampah, taman kota, dan dermaga di Danau Toba.

Tentang tempat wisata baru Pantai Lumbanbulbul di Kecamatan Balige, Kepala Bappeda James Silaban mengakui belum diurus secara serius oleh Dinas Pariwisata. Menurut dia, semestinya di sana secara berkala bisa diadakan atraksi budaya, pertunjukan dan lomba seni, pentas hiburan rakyat, lomba olahraga air, fasilitas sepeda air, dsb. Mengenai proyek penunjukan langsung (PL) yang dikritik Bupati “hasilnya tidak ada,” James Silaban mengatakan, “Proyek PL bisa saja ditampung beberapa, tapi Pak Bupati berharap jangan SKPD terkesan sengaja menciptakan PL untuk dibagi-bagi. Jangan parsial, tapi harus terukur dan nyata manfaatnya untuk masyarakat.”

——————————————
WWW.LAKLAK.ID 3 JULI 2019

Catatan Jarar Siahaan: berita ini saya tulis dalam tabloid Batak Raya edisi April 2016 dengan judul “Bupati Tobasa: Kepala Dinas Jangan Cuma Pikirkan Proyek”.

Postingan populer dari blog ini

Lagu Batak yang Dibawa Mati Jenderal Panggabean

“Doa Saya di Pusuk Buhit Selalu Terwujud”

Lagu Batak Makin Tidak Bermutu